Gurami memang salah satu jenis ikan air tawar paling populer di Indonesia. Hampir semua resto memiliki sajian gurami dalam aneka bumbu. Tetapi gurami bukan hanya enak disantap. Beberapa jenis ikan ini juga enak dipandang,
terutama jenis-jenis gurami hias. Anda ingin mengoleksinya?
GURAMI hias mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Bahkan sebagian besar masyarakat kita belum tahu kalau ada jenis gurami hias. ''Setahu saya, gurami itu enak dimakan,'' tutur Arief Aryadi, warga Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Sleman termasuk salah satu sentra budi daya gurami di Indonesia, terutama di Kecamatan Turi dan Depok. Puluhan pembudidaya gurami bisa dijumpai di dua wilayah tersebut, yang sebagian besar hasil panennya habis untuk memenuhi resto-resto di DIY.
Di Jawa Tengah, ikan ini banyak dibudidayakan di Banyumas dan Purbalingga. Itu sebabnya, masyarakat di Jateng dan DIY sudah tidak asing lagi dengan keberadaan ikan yang panjang tubuhnya bisa mencapai 65 cm tersebut. Tetapi mereka pada umumnya tak tahu kalau ada beberapa jenis gurami yang bisa dikelompokkan sebagai ikan hias. Kemunculan gurami hias baru diketahui pada dekade 1990-an, terutama di India, Srilanka, serta Bangladesh.
Tiga negara di kawasan Asia Selatan ini memiliki puluhan jenis gurami hias. Yang paling terkenal, bahkan kini digemari kolektor ikan hias di Singapura, Malaysia, Thailand, dan China adalah dwarf gouramy (Colisa lalia). Selain dwarf gouramy, jenis lain yang juga sangat cantik adalah pearl gouramy. Ketika ditelusuri lebih lanjut, ternyata gurami hias juga banyak dijumpai di perairan darat Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Di Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam terdapat moonlight gouramy (Trichogaster microlepsis). Sedangkan Indonesia memiliki blue gouramy (Trichogaster trichopterus), terutama di perairan Sumatera. Sejauh ini, habitat asli gurami hias hanya ada di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Dwarf Gouramy
Ironisnya, gurami hias belum begitu populer di Indonesia. Padahal kolektor ikan hias di China, Singapura, Malaysia, dan Thailand sudah lama memeliharanya. Bahkan di negara-negara tersebut kerap digelar kontes atau pameran gurami hias.
Seperti dijelaskan di atas, jenis yang paling populer saat ini adalah dwarf gouramy. Hampir semua gurami hias berukuran kecil, sangat jauh dibandingkan dengan gurami konsumsi. Panjang tubuh dwarf, misalnya, hanya sebesar kotak korek api.
Meski kecil, penampilannya tak kalah cantik dari ikan hias yang sudah populer terlebih dulu, baik maskoki, louhan, maupun arwana. Di sekujur tubuh dwarf terdapat guratan-guratan merah yang memanjang. Gurami ini makin eksotis, lantaran di sela-sela guratan merah itu terdapat ''mutiara'' hingga ke ujung sirip.
Gurami hias inilah yang sekarang menjadi buruan kolektor ikan hias di Ibu Kota, untuk dipelihara di dalam akuarium. Bahkan, ikan yang termasuk dalam keluarga Belontiidae ini menduduki peringkat teratas dalam daftar impor gurami hias di Singapura dan China.
Kecantikannya makin memukau apabila dwarf dipelihara secara koloni (dalam jumlah banyak) di akuarium. Sebab ketika berenang berkelompok, perpaduan warna gurami ini tampak indah seperti neon tetra. Apalagi jika terkena cahaya lampu akuarium, tubuhnya seolah-olah memancarkan cahaya.
Gurami hias mudah dipelihara dan ditangkarkan. Suhu air diusahakan dalam kisaran 18-30 derajat Celcius. Sedangkan derajat keasaman (pH) air sekitar 6,0-8,8 dan kesadahan air berkisar 5-35 dH.
Makanannya tidak jauh berbeda dari louhan. Ia gemar menyantap jentik-jentik nyamuk, cacing sutera, dan bloodworm. Hanya saja, ikan ini jangan dipelihara bersama-sama dengan jenis ikan lainnya. Sebab wataknya cukup temperamen.
Kalau dipelihara bersama jenis gurami hias lainnya, dwarf akan mengejarnya, terutama jika tubuhnya lebih kecil. Ikan lain yang berada dalam wilayah teritorinya, yaitu ujung bawah akuarium, akan diusirnya. Tetapi tidak masalah kalau seekor dwarf dipelihara bersama dwarf-dwarf lainnya. Justru keindahan yang terlihat di mata Anda. (Dudung Abdul Muslim-32)
Sumber: SuaraMerdeka
Selasa, 04 Agustus 2009
gurame hias
Diposting oleh ajie gunawan wibiksana di 15.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
welcome
ajie gunawan wibiksana
0 komentar:
Posting Komentar