Selasa, 04 Agustus 2009

res

http://www.4shared.com/file/43796037/646f5d67/07_-_Brigadas_Metalicas.html

07 - Brigadas Metalicas.mp3

[URL=http://www.4shared.com/file/43796037/646f5d67/07_-_Brigadas_Metalicas.html]07 - Brigadas Metalicas.mp3[/URL]


lele phyton



Siapa tak kenal lele dumbo? Varietas itu memang boleh dibilang sebagai bintangnya ikan lele. Populer di akhir 1980an, lele dumbo dikenal punya banyak keunggulan dibandingkan dengan varietas lele lainnya. Sebut saja kemudahan untuk dibudidayakan, dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas (jumlah butir telur/kilogram (kg) induk betina) yang tinggi, pertumbuhan yang cepat dan efisiensi pakan yang tinggi.

Tapi itu dulu. Sekarang pamor lele dumbo semakin meredup seiring dengan perkembangan zaman. Penggunaan induk yang tidak terkontrol membuat lele dumbo punya banyak kelemahan, mortalitas (tingkat kematian) benih yang tingi dan tidak optimalnya produksi cuma sedikit dari kelemahan lele dumbo saat ini.

Itu sebabnya lele varietas baru pun kemudian dikembangkan. Jika beberapa waktu lalu pemerintah baru saja merilis lele sangkuriang sebagai varietas unggulan, kini ada pendatang baru asal Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang tak kalah kinclongnya. Varietas tersebut adalah lele phyton.

Yang menarik, jika lele sangkuriang ditemukan oleh para peneliti bergelar akademik, lele phyton ditemukan oleh kelompok pembudidaya yang belajar secara otodidak. “Tapi kami yakin, secara kualitas lele phyton tak kalah dengan lele sangkuriang,” kata Wawan Setiawan, Ketua kelompok pembudidaya ikan air tawar Sinar Kehidupan Abadi yang menjadi penemu lele phyton.

Kualitas lele phyton juga diakui oleh Kasubdin Perikanan Budidaya Provinsi Banten, Wahjul Chair. Menurutnya, berdasarkan hasil pengujian ilmiah, lele phyton memang punya kualitas yang setara dengan lele sangkuriang. “Meski lele phyton ditemukan oleh pembudidaya namun kualitasnya boleh diadu dengan lele sangkuriang yang ditemukan dari laboratorium,” puji Wahjul.

Salah satu indikator tingginya kualitas lele phyton bisa dilihat dari konversi pakannya. Memiliki FCR (Food Convertion Ratio) 1:1, maka satu kilogram pakan yang diberikan kepada lele phyton juga akan menghasilkan sekilo daging. Bandingkan dengan FCR milik lele sangkuriang yang punya perbandingan 1: 0,81. Bukan itu saja, keunggulan lele phyton yang lain adalah soal rasanya. Memiliki tubuh bak ular phyton, lele phyton sangat lincah bergerak. Hal ini kemudian berkorelasi positif dengan rasa dagingnya. “Karena lebih lincah, rasa daging lele phyton terasa lebih enak dan gurih karena lemak yang terkandung lebih sedikit,” kata Wawan.

Bukan itu saja, karena lebih langsing lele phyton terlihat lebih menarik jika disajikan dalam masakan ketimbang lele dumbo yang tambun. Apalagi jika lele phyton diolah menjadi pecel lele, makin klop lah penampilannya. Kemampuan adaptasi Wawan, yang kelompoknya bermarkas di desa Bayumundu, Kecamatan Keduhejo, Pandeglang menuturkan, ditemukannya lele phyton berawal dari kenyataan benih yang ‘diimpor’ dari daerah lain lebih sering mati jika dipelihara di kolam di desa tersebut.

Benih asal daerah lain, kata Wawan tidak punya kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim desa Bayumundu yang dingin. “Suhu di desa kami bisa mencapai 17°C pada malam hari. Akibatnya benih yang didatangkan dari daerah lain tidak mampu beradaptasi dan akibatnya mati,” tuturnya.

Wawan menceritakan, kelompoknya pernah mendatangkan setengah juta benih lele dari Lampung. Namun, benih tersebut memiliki tingkat mortalitas (kematian) yang sangat tinggi. “Seharusnya kami bisa panen 50 ton, ternyata hanya bisa panen sebanyak 22 ton. Akhirnya, kami berfikir bisa nggak bisa kami harus mencetak benih sendiri,” katanya.

Berawal dari kondisi tersebut, Wawan dan kelompoknya kemudian mulai mencoba mengembangkan lele asli pandeglang yang cocok dengan iklim di daerah tersebut. Setelah hampir dua tahun melakukan percobaan trial and error, lahir lah lele phyton pada 2004.

Wawan menjelaskan, lele phyton dihasilkan dengan menyilangkan induk eks Thailand generasi kedua (F2) dengan induk lele lokal. “Untuk induk lele lokalnya, kami tak tahu generasi yang ke berapa. Karena sudah bertahun-tahun dikembangkan di sini,” jelasnya. Digunakannya induk lele lokal dalam proses persilangan kemudian menghasilkan keunggulan lele phyton yang lain, yaitu kemampuan adaptasi terhadap iklim dingin yang dirniliki kabupaten Pandeglang. Kemampuan adaptasi tersebut membuat tingkat mortalitas lele phyton sangat rendah. Survival Rate (SR/tingkat kelangsungan hidup) lele phyton bisa jadi di atas di atas 90%,” kata Wawan yakin.

Kemampuan adaptasi lele phyton bukan sekedar berguna untuk daerah dingin, untuk daerah beriklim panas lele phyton punya kemampuan adaptasi yang luar biasa. “Berdasarkan pengalaman, benih yang dihasilkan di daerah dingin selalu bisa bertahan di daerah yang berikilm dingin. Begitu juga halnya dengan lele phyton,” jelas Wawan. Untung terus. Yang jelas, kualitas lele phyton menjanjikan keuntungan marathon alias terus menerus.Menurut Wawan, dengan modal awal Rp5,8 juta, pendapatan pembudidaya bisa mencapai Rp. 7,2 juta. Itu artinya ada keuntungan sebesar 1,4 juta untuk 50 hari siklus lele phyton.

Begini perinciannya, untuk satu kolam dengan 1.000 ekor benih tebar dan harga benih Rp. 150/ekor, maka dibutuhkan Rp. 1,5 juta untuk pengadaan benih. Kemudian selama 50 hari pemeliharaan dibutuhkan satu ton pakan dengan harga Rp. 4.300/kg. Itu artinya dibutuhkan Rp. 4,3 juta untuk pengadaan pakan. Jadi total modal yang perlu disiapkan oleh pembudidaya Rp. 5,8 juta. Setelah 50 hari pemeliharaan, panen yang akan diperoleh mencapai satu ton.

Dengan harga jual Rp. 7.200/kg, pendapatan yang dikeruk pun mencapai Rp. 7,2 juta. Jadi, keuntungan yang bisa diperoleh mencapai Rp. 1,4 juta/siklus. “Yang membuat budidaya lele phyton semakin besar peluangnya adalah masih minimnya pasok ikan lele. Di Banten saja kebutuharmya yang mencapai 7 ton/hari belum terpenuhi,” kata Wawan. Kesimpulannya, buat anda yang ingin dipatuk keuntungan budidaya, lele phyton adalah pilihan yang tepat.

Pesona Magis Lele Phyton
Jika anda bertanya mengapa lele yang satu ini diberi nama lele phyton, mungkin dengan melihat bentuknya anda akan mafhum mengapa nama itu muncul. Bentuk tubuh lele ini, terutama kepalanya memang mirip dengan ular phyton. Tapi, asal tahu saja, ada unsur magis mengapa akhirnya lele made in desa Bayumundu itu dinamakan lele phyton. “Desa kami memang sangat kental dengan unsur magis, segala sesuatunya selalu dikaitkan dengan halhal ghaib, termasuk soal penamaan ikan lele,” ujar Wawan Setiawan.

Menurut Wawan, setelah berkali-kali gagal dalam percobaan untuk menghasilkan induk lele yang berkualitas, suatu malam anggota kelompok yang bertugas untuk melakukan penyilangan induk bermimpi didatangi ular phyton besar. Bukan cuma didatangi, dia juga bahkan bersetubuh dengan ular tersebut.

“Setelah mimpi tersebut, esoknya telur lele hasil persilangan menetas dengan bentuk yang sangat mirip dengan ular phyton. Jadilah ia diberi nama lele phyton,” ungkap Wawan. Buat yang tertarik, Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Larva Abadi Jaya yang merupakan anak usaha kelompok Wawan dan temantemannya bisa membantu. Saat ini UPR tersebut memiliki sekitar 85.000 ekor benih yang siap untuk ditebar.

“Kemampuan produksi benih tersebut akan terus kami tingkatkan seiring dengan terus datang permintaan,” kata Wawan.

ikanmania.wordpress.com

gurame hias



Gurami memang salah satu jenis ikan air tawar paling populer di Indonesia. Hampir semua resto memiliki sajian gurami dalam aneka bumbu. Tetapi gurami bukan hanya enak disantap. Beberapa jenis ikan ini juga enak dipandang,
terutama jenis-jenis gurami hias. Anda ingin mengoleksinya?

GURAMI hias mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Bahkan sebagian besar masyarakat kita belum tahu kalau ada jenis gurami hias. ''Setahu saya, gurami itu enak dimakan,'' tutur Arief Aryadi, warga Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Sleman termasuk salah satu sentra budi daya gurami di Indonesia, terutama di Kecamatan Turi dan Depok. Puluhan pembudidaya gurami bisa dijumpai di dua wilayah tersebut, yang sebagian besar hasil panennya habis untuk memenuhi resto-resto di DIY.

Di Jawa Tengah, ikan ini banyak dibudidayakan di Banyumas dan Purbalingga. Itu sebabnya, masyarakat di Jateng dan DIY sudah tidak asing lagi dengan keberadaan ikan yang panjang tubuhnya bisa mencapai 65 cm tersebut. Tetapi mereka pada umumnya tak tahu kalau ada beberapa jenis gurami yang bisa dikelompokkan sebagai ikan hias. Kemunculan gurami hias baru diketahui pada dekade 1990-an, terutama di India, Srilanka, serta Bangladesh.

Tiga negara di kawasan Asia Selatan ini memiliki puluhan jenis gurami hias. Yang paling terkenal, bahkan kini digemari kolektor ikan hias di Singapura, Malaysia, Thailand, dan China adalah dwarf gouramy (Colisa lalia). Selain dwarf gouramy, jenis lain yang juga sangat cantik adalah pearl gouramy. Ketika ditelusuri lebih lanjut, ternyata gurami hias juga banyak dijumpai di perairan darat Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam terdapat moonlight gouramy (Trichogaster microlepsis). Sedangkan Indonesia memiliki blue gouramy (Trichogaster trichopterus), terutama di perairan Sumatera. Sejauh ini, habitat asli gurami hias hanya ada di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Dwarf Gouramy
Ironisnya, gurami hias belum begitu populer di Indonesia. Padahal kolektor ikan hias di China, Singapura, Malaysia, dan Thailand sudah lama memeliharanya. Bahkan di negara-negara tersebut kerap digelar kontes atau pameran gurami hias.

Seperti dijelaskan di atas, jenis yang paling populer saat ini adalah dwarf gouramy. Hampir semua gurami hias berukuran kecil, sangat jauh dibandingkan dengan gurami konsumsi. Panjang tubuh dwarf, misalnya, hanya sebesar kotak korek api.

Meski kecil, penampilannya tak kalah cantik dari ikan hias yang sudah populer terlebih dulu, baik maskoki, louhan, maupun arwana. Di sekujur tubuh dwarf terdapat guratan-guratan merah yang memanjang. Gurami ini makin eksotis, lantaran di sela-sela guratan merah itu terdapat ''mutiara'' hingga ke ujung sirip.

Gurami hias inilah yang sekarang menjadi buruan kolektor ikan hias di Ibu Kota, untuk dipelihara di dalam akuarium. Bahkan, ikan yang termasuk dalam keluarga Belontiidae ini menduduki peringkat teratas dalam daftar impor gurami hias di Singapura dan China.

Kecantikannya makin memukau apabila dwarf dipelihara secara koloni (dalam jumlah banyak) di akuarium. Sebab ketika berenang berkelompok, perpaduan warna gurami ini tampak indah seperti neon tetra. Apalagi jika terkena cahaya lampu akuarium, tubuhnya seolah-olah memancarkan cahaya.

Gurami hias mudah dipelihara dan ditangkarkan. Suhu air diusahakan dalam kisaran 18-30 derajat Celcius. Sedangkan derajat keasaman (pH) air sekitar 6,0-8,8 dan kesadahan air berkisar 5-35 dH.

Makanannya tidak jauh berbeda dari louhan. Ia gemar menyantap jentik-jentik nyamuk, cacing sutera, dan bloodworm. Hanya saja, ikan ini jangan dipelihara bersama-sama dengan jenis ikan lainnya. Sebab wataknya cukup temperamen.

Kalau dipelihara bersama jenis gurami hias lainnya, dwarf akan mengejarnya, terutama jika tubuhnya lebih kecil. Ikan lain yang berada dalam wilayah teritorinya, yaitu ujung bawah akuarium, akan diusirnya. Tetapi tidak masalah kalau seekor dwarf dipelihara bersama dwarf-dwarf lainnya. Justru keindahan yang terlihat di mata Anda. (Dudung Abdul Muslim-32)

Sumber: SuaraMerdeka

ikan betok



Betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jw.), puyu (Mly.) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus (Bloch, 1792).


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Anabantidae
Genus: Anabas
Spesies: A. testudineus



Pemerian

Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.

Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang.

Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.


Kebiasaan dan Penyebaran

Betok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka.

Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.

Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair. Betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati.

Ikan ini menyebar luas, mulai dari India, Tiongkok hingga Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara di sebelah barat Garis Wallace.

Cara mendapatkan ikan ini (betok) pada kebanyak daerah dengan dipancing dengan umpan cacing, akan tetapi ada juga dengan menggunakan jangkrik, cilung (ulat bambu) akan tetapi di wilayah Kalimantan tengah dan Banjarmasin kebiasaan penduduk disana memiliki cara tersendiri, yaitu dengan mencampur telor semut(kroto) dengan getah karet dan dimasak dengan cara dikukus.Umpan ini selain ikan betok juga dapat sebagai umpan ikan saluang.

Masakan

Masyarakat Banjar dan pesisir Kalimantan Tengah memiliki menu khas dari ikan betok (pepuyu dalam bahasa setempat). Pepuyu bakar terkenal sebagai masakan yang enak dari daerah Banjarmasin. Dikenal pula wadi pepuyu, ikan betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan difermentasi dengan bantuan garam dalam wadah beling. Wadi pepuyu dimasak sesuai selera, digoreng atau disayur.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Betok

cupang merah jenis serit



Cupang hias merupakan ikan hasil silangan yang terus mengalami perkembangan. Sampai saat ini terus bermunculan jenis cupang hias baru dengan warna-warna yang semakin bervariasi. Keadaan inilah yang membuat para hobiis tidak pernah bosan untuk terus memburu dan mengoleksinya. Oleh karena itu tidak heran jika ada hobiis yang memburunya langsung ke Thailand, yang memang terkenal sebagai negara penghasil cupang hias dengan warna dan bentuk ekor indah.


Walaupun kebanyakan cupang hias berkualitas berasal dari Thailand, tak dapat dipungkiri jika cupang hias hasil ternakan petani cupang di dalam negeri juga tidak kalah indah. Ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa cupang jenis serit (crown tail) dari Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan cupang sejenis yang berasal dari Thailand.
sumber : AgromediaPustaka, 2008

berternak ikan cupang



Beternak Ikan Cupang ini bisa dibilang gampang – gampang mudah. Sebenarnya ada hal yang harus diperhatikan sebelum mengawinkan ikan kesayangan anda. Kalau salah bisa – bisa ikan cupang kesayangan anda tidak jadi kawin dan menghasilkan telur, tetapi malah mati.

Hal – hal tersebut adalah

MEMILIH INDUKAN

Kalau kita memilih ikan yang akan dikawinkan, sebaiknya pilih ikan yang bagus meskipun bukan ikan level1 yang biasanya di lombakan. Asalkan indukan itu bagus, maka kemungkinan anakan yang dihasilkan akan bagus pula. Karena anakan akan memiki sifat dari indukannya.



Untuk ikan jantan,
- Pilih ikan yang sering berenang di bawah ataupun melayang ditengah permukaan. Jangan pilih ikan yang sering berenang pada permukaan air. Hal itu menandakan bahwa ikan itu dalam kedaan tidak sehat.

- Pilihlah ikan yang memiliki warna cerah. Meskpun ikan itu berwarna gelap (hitam) pilihlah warna yang mengkilat. Karena itu merupakan ciri pejantan tangguh

- Ikan cupang jantan haruslah lincah. Jika ingin mengetahui lincah atau tidak ikan itu, coba dekatkan dengan cupang jantan lain. Maka akan terlihat nantinya.

Untuk ikan betina

- Ikan betina memiliki warna pudar dan gerakannya tidak lincah. Ikan ini cenderung lebih sering diam.

- Pilih ikan cupang betina yang memiliki matang telur. Betina yang matang telur dapat diketahui dari perutnya yang buncit dan dibagian perut bawahnya (dekat dengan sirip dasi ikan) ada semacam bintik bintik putih.

- Ikan ini haruslah sudah berumur diatas 4 bulan. Sebetulnya bisa mengawinkan dibawah umur 4 bulan, misalnya 3 bulan keatas. Namun..ikan ini akan menghasilkan telur yang tidak cukup banyak.

PAKAN

Sebelum ikan betina dimasukkan kedalam wadah pemijahan, sebaiknya 2-3 hari sebelumnya diberi makanan jentik nyamuk. Agar perutnya semakin buncit dan telur yang dihasilkan bisa semakin banyak.

KUALITAS AIR

Kondisi air ini sangat penting dalam proses pemijahan, malah untuk masa penetasan telur kondisi air akan sangat banyak dibutuhkan. Kondisi air yang baik, memiliki lebih kurang ph 7. Jika ph air terlalu asam ataupun terlalu basa, maka akan sangat berpengaruh terhadap keadaan ikan.

TEMPAT PEMIJAHAN

Tempat pemijahan ikan cupang sebetulnya tidaklah lebih besar jika dibandingkan dengan tempat pemeliharaannya. Cukup gunakan akuarium berukuran kecil ataupun toples – toples yang ada. Jika tempat terlalu besar, kemungkinan kawin ikan ini sangatlah kecil, karena saling jauh jarak antara ikan jantan dan ikan betina.

Tahap – tahap yang perlu dilakukan :
1. Pindahkan ikan jantan ke dalam wadah pemijahan dan biarkan dahulu selama satu hari. agar si jantan ini bisa beradaptasi dengan daerah barunya tersebut.

2. Dekatkan si jantan dan betina, PDKT istilahnya. Dengan cara menempatkan betina ke dalam tempat si jantan, namun si betina jangan dimasukkan terlebih dahulu. Gunakan gelas aqua ataupun plastik untuk cupang betina.

3. Biarkan kedaaan seperti diatas hingga 1-2 hari. Lihatlah, apabila pada permukaan tempat cupang jantan sudah banyak gelembung – gelembung yang dibuat, berarti cupang jantan itu sudah siap. Setelah itu langsung masukkan saja cupang

betina ke dalamnya. Dan biarkan ke adaan ikan seperti itu.

4. Sekitar 1-2 hari lihatlah ikan tersebut. Jika berhasil, di permukaan akan ada banyak terlur berwarna putih yang menempel pada gelembung – gelembung yang sebelumnya pernah dibuat oleh cupang jantan.

5. Setelah tahu ada telur, sebaiknya angkat dan pindahkan cupang betina ke dalam tempat lain. Karena kebanyakan cupang betina memakan telurnya sendiri. Berbalik dengan cupang jantan yang selalu menjaga telurnya dengan penuh siaga dan kasih sayang.

6. Jangan lupa beri makan secukupnya, baik cupang jantan maupun cupang betina. Karena setelah proses pemijahan itu selesai, kedua ikan akan sangat kelelahan dan butuh makanan untuk asupan energi. Terutama untuk cupang betina, beri ia waktu istirahat sebelum akan dikawinkan kembali. Sebaliknya, cupang jantan juga diberi makan agar tidak kelaparan dan memakan telur – telurnya sendiri.

7. Cukup butuh waktu 2 hari saja untuk menunggu telur itu menetas. Nanti akan terlihat meski sangat kecil, anakan berenang meski belum sempurna dan masih dibantu ikan jantan. Jika anakan jatuh ke dasar, maka akan diambil dan diletakkan kembali ke dalam gelembung – gelembungnya.

8. Berilah makanan anakan itu setelah 2-3 hari dari telur menetas. Biasanya anakan diberi makanan infusaria (anak kutu air) atau kalau tidak ada, bisa diberikan kutu air yang telah disaring.

Hal ini saya paparkan berdasarkan yang sudah pernah saya lakukan dan juga berdasarkan penelitian – penelitian terhadap hal tersebut. (naif05, 28 Maret 2009)

Sumber :

http://naif05.wordpress.com/2009/03/28/beternak-cupang/

tanaman air



Tanaman air tropis untuk akuarium kebanyakan dipasarkan dalam kemasan plastik, dimana pada bagian bawah tangkai diberi pot dengan wool mineral. Cara ini dapat melindungi tanaman dan memberi kesempatan pada akar untuk tetap dapat berkembang ideal mulai dari saat tanaman dipilah dan dipotong seperti pada saat awal tanam hingga sampai pada lokasi tanam.

Pot dan wool mineral baru boleh dilepas ketika siap ditanam.
Gunakan pot plastik yang mudah dilepaskan dari akar - akar yang hidup didalamnya. Akar yang telah menyebar dapat
dilepaskan dengan hati -hati dari pot plastik tersebut .
jika terdapat akar yang terlalu panjang san banyak, sebaiknya dipotong dengan menggunakan gunting atau pisau.

karena akar tanaman yang menyebar keluar dapat lebih mudah membusuk.
Tanaman kecil
pipih seperti Lilaeopsis terkadang sulit untuk ditanam kembali ketika wool mineralnya sudah dilepas. Dalam beberapa kasus atau kadangkadang cukup dengan membuang pada bagian bawah wool mineral dan sisanya bersama akar dapat ditanam ke dalam akuarium.

Sebelum ditanam sebaiknya buang dulu daun-daun yang sudah tua, sehingga tanaman alcan nampak lebih menarik. Diharapkan tanaman baru akan tumbuh clan muncul
daun-daun baru yang sesuai dengan kondisi air di akuarium dan pencahayaanya. ocis

sumber : Warta Pasar Ikan, Dir. Pemasaran Dalam Negeri, Ditjen P2JP, DKP 2009

budidaya kepiting bakau



Berkembangnya pangsa pasar kepiting bakau (Scylla serrata) baik di dalam maupun di luar negeri adalah suatu tantangan untuk meningkatkan produksi secara berkesinambungan. Dengan mengandalkan produksi semata dari alam/tangkapan jelas sepenuhnya dapat diharapkan kesinambungan produksinya. Untuk itu perlu adanya usaha budidaya bagi jenis crustacea yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Usaha budidaya kepiting bakau harus didukung oleh tersedianya lahan yang bebas polusi, benih dan kemampuan pengelolaan secara teknis maupun manajemen. Lahan pemeliharaan dapat menggunakan tambak tradisional sebagaimana dipakai untuk memelihara udang atau bandeng.

Jenis Kepiting Bakau

Jenis kepiting bakau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi antara lain :

1. Scylla serrata, jenis ini mempunyai ciri warna keabu-abuan sampai warna hijau kemerah-merahan.
2. Scylla oceanica, berwarna kehijauandan terdapat garis berwarna coklat pada hampir seluruh bagian tubuhnya kecuali bagian perut.
3. Scylla transquebarica, berwarna kehijauan sampai kehitaman dengan sedikit garis berwarna coklat pada kaki renangnya.

Dari ketiga jenis kepiting tersebut diatas, Scylla serrata pada umur yang sama umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan kedua jenis lainnya. Tetapi dari segi harga dan minta pembeli, jenis pertama tadi lebih unggul.

Tingkah Laku dan Kebiasaan Kepiting Bakau

Secara umum tingkah laku dan kebiasaan kepiting bakau yang dapat diamati adalah sbb:

1. Suka berendam dalam lumpur dan membuat lubang pada dinding atau pematang tambak pemeliharaan. Dengan mengetahui kebiasaan ini, maka kita dapat merencanakan atau mendesain tempat pemeliharaan sedemikian rupa agar kemungkinan lolosnya kepiting yang dipelihara sekecil mungkin.
2. Kanibalisme dan saling menyerang, sifat inilah yang paling menyolok pada kepiting sehingga dapat merugikan usaha penanganan hidup dan budidayanya. Karena sifatnya yang saling menyerang ini akan menyebabkan kelulusan hidup rendah dan menurunkan produktivitas tambak. Sifat kanibalisme ini yang paling dominan ada pada kepiting jantan, oleh karena itu budidaya monosex pada produksi kepiting akan memberikan kelangsungan hidup lebih baik.
3. Molting atau ganti kulit. Sebagaimana hewan jenis crustacea, maka kepiting juga mempunyai sifat seperti crustacea yang lain, yaitu molting atau ganti kulit. Setiap terjadi ganti kulit, kepiting akan mengalami pertumbuhan besar karapas maupun beratnya. Umumnya pergantian kulit akan terjadi sekitar 18 kali mulai dari stadia instar sampai dewasa. Selama proses ganti kulit, kepiting memerlukan energi dan gerakan yang cukup kuat, maka bagi kepiting dewasa yang mengalami pergantian kulit perlu tempat yang cukup luas.

Pertumbuhan kepiting akan terlihat lebih pesat pada saat masih muda, hal ini berkaitan dengan frekuensi pergantian kulit pada saat stadia awal tersebut. Periode dan tipe frekuensi ganti kulit penting artinya dalam melakukan pola usaha budidaya yang terkait dengan desain dan konstruksi wadah, tipe budidaya dan pengelolaanya.
4. Kepekaan terhadap Polutan
Kualitas air sangat berpengaruh terhadap ketahanan hidup kepiting. Penurunan mutu air dapat terjadi karena kelebihan sisa pakan yang membusuk. Bila kondisi kepiting lemah, misalnya tidak cepat memberikan reaksi bila dipegang atau perutnya kosong bila dibelah, kemungkinan ini akibat dari menurunnya mutuair. Untuk menghindari akibat yang lebih buruk lagi, selekasnya pindahkan kepiting ke tempat pemeliharaan lain yang kondisi airnya masih segar.

Lokasi Budidaya

Tambak pemeliharaan kepiting diusahakan mempunyai kedalaman 0,8-1,0 meter dengan salinitas air antara 15-30 ppt.Tanah tambak berlumpur dengan tekstur tanah liat berpasir (sandy clay) atau lempung berliat (silty loam) dan perbedaan pasang surut antara 1,5-2 meter. Disamping syarat seperti tersebut diatas, pada prinsipnya tambak pemeliharaan bandeng maupun udang tradisional dapat digunakan sebagai tempat pemeliharaan kepiting.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pemeliharaan kepiting, antara lain :

1. Air yang digunakan bebas dari pencemaran dan jumlahnya cukup.
2. Tersedia pakan yang cukup dan terjamin kontinyuitasnya.
3. Terdapat sarana dan prasaranaproduksi dan pemasarannya.
4. Tenaga yang terampil dan menguasai teknis budidaya kepiting.

Disain dan Konstruksi Tambak

Apabila perlakuan terhadap kepiting selama masa pemeliharaan kurang baik, seperti : mutu air kurang diperhatikan, makanan tidak mencukupi maka pada saat kepiting tersebut mencapai kondisi biologis matang telur akan berusaha meloloskan diri, dengan jalan memanjat dinding/pagar atau dengan cara membuat lubang pada pematang. Untuk menghindari hal tersebut, maka konstruksi pematang dan pintu air perlu diperhatikan secermat mungkin. Pada pematang dapat dipasang pagar kere bambu atau dari waring, hal ini akan mnegurangi kemungkinan lolosnya kepiting.

Pemasangan pagar kere bambu atau waring pematang yang kokoh (lebar 2-4 meter) dilakukan diatas pematang bagian pinggir dengan ketinggian sekitar 60 cm. Pada tambak yang pematangnya tidak kokoh, pemasangan pagar dilakukan pada kaki dasar pematang dengan tinggi minimal 1 meter.

Penebaran

Pada lokasi penghasil kepiting tangkapan dari alam, pada musim benih unyuk budiadaya tradisional petani hanya mengandalkan benih kepiting benih kepiting yang masuk secara alami pada saat pasang surut air. Setelah beberapa bulan mulai dilakukan panen selektif dengan memungut kepiting yang berukuran siap jual. Dapat juga kepiting yang sudah mencapai ukuran tersebut dilepas kembali ke dalam petak pembesaran untuk memperoleh ukuran atau kegemukan yang lebih besar.

Pada budidaya polikultur dengan ikan bandeng, ukuran benih kepiting dengan berat 20-50 gram dapat ditebar dengan kepadatan 1000-2000 ekor/Ha, dan ikan bandeng gelondongan yang berukuran berat 2-5 gram ditebar dengan kepadatan 2000-3000 ekor/Ha. Pada budidaya sistem monokultur benih kepiting dengan ukuran seperti tersebut diatas ditebar dengan kepadatan 5000-15000 ekor/Ha.

Budidaya Kepiting Bertelur

Kepiting yang baru saja dipanen dari tambak, dapat dibudidaya lebih lanjut untuk meningkatkan mutu kepiting betina tidak bertelur atau bertelur belum penuh menjadi bertelur penuh dengan cara budidaya yang lebih intensif. Dengan kondisi betelur maka akan menaikkan nilai tambahnya. Karena harga kepiting betina bertelur dapat mencapai 2-3 kali harga kepiting tidak bertelur, sehingga hal ini akan sangat membantu menaikkan pendapatan petani nelayan.

Metode yang digunakan untuk tujuan produksi kepiting bertelur ada dua macam, yakni : dengan sistim kurungan dan sistim karamba apung.

1. Sistim Kurungan

Kurungan dapat dibuat dari bahan bambu yang dibuat menjadi rangkaian. Lebat bilah bambu 1-2 cm dengan panjang 1,7 meter. Bilah-bilah bambu dirangkai secara teratur sehingga membentuk kere atau semacam pagar. Kere ini kemudian dipasang pada saluran tambak memanjang pada pinggirannya, bila dipasang dalam tambak, agar ditempatkan pada bagian yang relatif lebih dalam dan mendapat penggantian air yang cukup.

Kere atau pagar bambu ditancapkan sedalam 30 cm dengan bagian bawah dibuat lebih rapat bertujuan agar kepiting tidak lolos. Untuk penempatan kurungan pada saluran tambak ukurannya disesuaikan dengan lebar saluran tersebut dan agar tidak mengganggu kelancaran aliran saluran tambak tersebut. Untuk skala yang lebih besar dapat menggunakan petakan tambak dengan luasan antara 0,25-0,50 hektar dengan pagar keliling dari kere bambu ataupun dari waring. pagar bambu ditancapkan sedalam kurang lebih 30 cm dan diusahakan bagian yang halus menghadap ke dalam dengan maksud agar kepiting tidak dapat memanjat karena bagian ini licin.

2. Karamba Apung

Selain menggunakan kurungan, untuk budidaya kepiting bertelur dapat juga menggunakan karamba apung. Karamba apung dibuat dari rangkaian bilah bambu seperti pada pembuatan kere, kemudian kere yang sudah dirangkai menjadi kotak, yang ukurannya disesuaikan dengan lokasi dimana karamba apung akan ditempatkan. Selanjutnya pada sisi-sisi panjang yang berlawanan dipasang pelampung yang terbuat dari potongan bambu yang masih utuh atau dari bahan lainnya. Penempatan karamba apung ini pada tempat bergantian airnya terjadi secara cukup/baik, seperti pada saluran, tepi sungai dan tempat lainnya yang memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas. Pada usaha budidaya dengan karamba apung ini kepadatan dapat mencapai 20 ekor/m2, dengan kepadatan tersebut akan meningkatkan kelulusan hidup kepiting yang dipelihara. Ukuran siap panen kepiting bertelur sekitar 200 gr/ekor.

Proses produksi kepiting bertelur paling lama berlangsung sekitar 5-14 hari atau tergantung ukuran awal penebaran. Singkatnya masa pemeliharaan ini juga dimungkinkan karena kepiting betina yang ditebar dengan berat sekitar 150 gram biasanya sudah mengandung telur.

Usaha Penggemukan

Usaha budidaya selain dijadikan kepiting bertelur adalah usaha penggemukan. proses usaha penggemukan sama dengan budidaya produksi kepiting bertelur. Caranya dapat dengan menggunakan kurungan bambu atau karamba bambu apung. Perbedaan yang jelas terletak pada kepiting yang dipelihara. Kepiting yang dipelihara pada usaha penggemukan ini adalah kepiting berukuran ekspor dari jenis kelamin jantan maupun betina yang masih keropos. Jangka waktu penggemukan sekitar 5-10 hari, kepiting sudah akan menjadi gemuk dan berisi bila pemeliharaannya secara baik. Apabila dilanjutkan pemeliharaannya bagi yang berjenis kelaminbetina, bahkan akan menjadi kepiting bertelur. Untuk menghindari mortalitas akibat perkelahian antara jantan dan betina, sebaiknya pemelihraan dilakukan secara monosex.

Pakan

Berbagai jenis pakan seperti : ikan rucah, usus ayam, kulit sapi, kulit kambing, bekicot, keong sawah, dll. dari jenis pakan tersebut, ikan rucah segar lebih baik ditinjau dari fisik maupun kimiawi dan peluang untuk segera dimakan lebih cepat karena begitu ditebar tidak akan segera dimakan oleh kepiting.

Pemberian pakan pada usaha pembesaran hanya bersifat suplemen dengan dosis sekitar 5%. Lain halnya pada usaha kepiting bertelur dan penggemukan, pemberian pakan harus lebih diperhatikan dengan dosis antara 5-15% dari erat kepiting yang dipelihara.

Kemauan makan kepiting muda biasanya lebih besar, karena pada periode ini dibutuhkan sejumlah makanan yang cukup banyak untuk pertumbuhan dan proses ganti kulit. Kemauan makan akan berkurang pada saat kepiting sedang bertelur, dan puncaknya setelah telur keluar sepertinya kepiting berpuasa.

Pasca Panen Kepiting Bakau

Salah satu hal yang menguntungkan dalam penanganan kepiting setelah dipanen adalah kemampuannya bertahan hidup cukup lama pada kondisi tanpa air. Namun demikian, penanganan yang kurang baik tetap saja akan menurunkan kondisi kesehatannya dan dapat menyebabkan kematian.

Apabila kepiting setelah dipanen langsung dimasukkan kedalam keranjang dengan mengikat capit, kaki jalan dan kaki renangnya yang merupakan alat gerak yang cukup kuat, maka kepiting tersebut akan saling capit satu dengan yang lainnya.

Kondisi demikian akan menimbulkan kerusakan secara fisik pada tubuh kepiting dan mempengaruhi kondisi fisiologis yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Untuk mengatasi keadaan tersebut kepiting yang baru ditangkap harus segera diikat sebelum dimasukkan ke dalam keranjang.

Cara pengikatan kepiting yang baru ditangkap dapat dilakukan seperti dibawah ini :

1. Pengikatan kedua capit dan seluruh kaki-kakinya
2. Pengikatan capitnya saja dengan satu tali
3. Pengikatan masing-masing capit dengan tali terpisah

tali pengikat dapat menggunakan tali rafia atau jenis tali lainnya yang cukup kuat. Setelah kepiting diikat, baik pengikatan capitnya saja maupun pengikatan seluruh kaki-kakinya akan mempermudah penanganan dan pengangkutannya

Penanganan kepiting yang telah disusun dalam keranjang yang perlu mendapat perhatian ialah tetap menjaga suhu dan kelembaban. Usahakan suhu tidak lebih tinggi dari 26°C dan kelembaban yang baik adalah 95%. Cara yang dapat dilakukan untuk menjaga suhu dan kelembaban ideal bagi kelangsungan hidup kepiting selama dalam pengangkutan ialah : elupkan kepiting ke dalam air payau (salinitas 15-25‰) selama kurang lebih 5 menit sambil digoyang-goyangkan agar kotoran terlepas. Setalah kepiting disusun kembali di dalam wadah. tutuplah wadah dengan karung goni basah.

ikanmania.wordpress.com

welcome

ajie gunawan wibiksana

Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Urban Designs